Minggu, 09 Februari 2014

TRIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN February 9, 2014

1. Pengertian Pengambilan Keputusan
       Pengambilan keputusanini terjadi sebagai reaksi terhadap suatu masalah. Ada kesenjangan antarakeadaan saat ini dan keadaan yang diinginkan, dan hal ini menuntut pertimbanganarah tindakan yang dipilih (Robbins, 1996). Seseorang yang telah mengambil keputusan,dengan demikian dapat diartikan ia telah melakukan pemilihan terhadapalternatif-alternatif yang ditawarkan kepadanya.
Hal yang tidak dapatdipungkiri adalah kemungkinan atau pilihan yang tersedia bagi tindakan itudibatasi oleh kondisi dan kemampuan orang-perorangan, lingkungan sosial,ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan aspek psikologis (Roepke, 1982).
     Berdasarkan uraian di atas, maka diketahui bahwa pengambilan keputusan ituberkaitan dengan alternatif yang dihadapi individu (terutama pemecahan masalah)dan pilihan yang diambil individu terhadap alternatif yang ada. Setiap individumemiliki kondisi yang berbeda-beda, hal ini mempengaruhi atau ikut menentukanpilihan yang ada pada individu. Pengawas harus memperhatikan lingkunganinternal dan eksternal dalam mengambil suatu keputusan. Pertanyaannya;bagaimanakah menentukan kondisi sesuai lingkungan internal dan eksternal?

2. Proses Pengambilan Keputusan
           Memilih dan mengambilkeputusan merupakan dua tindakan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupanmanusia. Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan padapilihan-pilihan atau alternatif dan pengambilan keputusan(Simatupang, 1986).
            Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yangmenyatakan dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuatpilihan-pilihan di antara sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebutbiasanya berkaitan denganalternatif dalam penyelesaian masalah (Gladwin, 1980). Matlin (1998), padapenjelasan berikutnya, juga menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan yangdihadapi seseorang akan mempengaruhi keberhasilan suatupengambilan keputusan. Tahap berikutnya setelah seseorang berada dalam situasipengambilan keputusan adalah tindakan untuk memprtimbangkan, menganalisa,melakukan prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap alternatifyang ada. Dalam tahap ini reaksi individu yang satu dengan yang lainberbeda-beda sesuai dengan kondisi masing-masing individu.
Ada beberapaindividu dapat segera menentukan sikap terhadap pertimbangan yang telahdilakukan, namun ada individu lain yang nampak mengalami kesulitan untukmenentukan sikap mereka. Tahap ini dapat disebut sebagai tahap penentuankeberhasilan dari suatu proses pengambilan keputusan (Matlin, 1998).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
 Dalam prakteknyaternyata ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.Siagian (1991) menyatakan bahwa ada aspek-aspek tertentu bersifat internal daneksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Adapun aspek internaltersebut antara lain :
a. Pengetahuan Pengetahuan yangdimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak langsung akanberpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin luas pengetahuanseseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
b. Aspek kepribadian Aspek kepribadian initidak nampak oleh mata tetapi besar peranannya bagi pengambilan keputusan.
 Aspek eksternal dalampengambilan keputusan, antara lain :
a. Kultur Kultur yang dianutoleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu. Hal ini berpengaruhterhadap proses pengambilan keputusan.
 b. Orang lain Orang lain dalam halini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh atau cara orang lain(terutama orang dekat ) dalam melakukan pengambilan keputusan.

Sedikit banyakperilaku orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya jugaberpengaruh pada perilkau individu dalam mengambil keputusan.
Arroba (1998)menyatakan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yangdilakukan oleh seseorang, antara lain :
a. Informasi yangdiketahui perihal permasalahan yang dihadapi
b. Tingkat pendidikanc. Personality
d. Coping,dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan(proses adaptasi).
e. Culture

4. Menjadi Problem Solver
         Seorang pemimpin pendidikan berkualitas harus mampu menjadi pemecah masalah bagidirinya dan orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai seorangpemimpin dan pengawas pendidikan, karena mau tidak mau, suka tidak suka, iaharus berani mengambil keputusan. Karena posisinya sebagai problem solver, iaharus benar-benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusan yangdiambilnya sudah dipertimbangkan secara matang.
        Hal ini dapat dilakukanmelalui studi kasus, pengamatan, maupun wawancara terfokus. Problem solverberkaitan dengan fungsi seseorang dalam kompetensi dengan bagaimanamemecahkan persoalan atau masalah yang dihadapi oleh pihak lain. Problemsolver adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang berkaitan dengan bagaimanamemecahkan masalah (problem solving). Sebagai problem solver atau orang yangberperan memfasilitasi bagaimana memecahkan masalah atau persoalan, seorangmanajer konflik harus bisa mengelola bagaimana konflik yang terjadi dilingkup organisasi pendidikan. Penyelesaian konflik harus bersifat fungsionalyang akan mempunyai dampak pada pertumbuhan kreativitas antara anggota yangterlibat, peningkatan kinerja kelompok, dorongan terjadinya persaingan yangsehat, dan kesediaan menerima perbedaan-perbedaan dalam diri anggota kelompokdan organisasi pendidikan. Pemecahan Masalah Secara Analitis dan Kreatif.
        Pengawas sebagai problem solver menjalankan fungsi yang kompleks sehingga harusmemiliki kreativitas dalam memecahkan masalah dan mengembangkan alternatifpenyelesaiannya. Tahapan berpikir kreatif dapat dilalui melalui:
a. Tahappertama yaitu orientasi masalah, yaitu merumuskan masalah dan mengindentifikasiaspek aspek masalah tersebut. dalam prospeknya, sipemikir mengajukan beberapapertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dipikirkan.
 b. Tahap kedua yaitupreparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevandengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses untuk menjawabpertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi.
c. Tahap ketiga yaituinkubasi. Ketika pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan pikiranberistirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerjasecara otomatis untuk mencari pemecahan masalah.
d. Tahap ke empatyaitu iluminasi, proses inkubasi berakhir , karena si pemikir mulai mendapatkanilham serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapatmemecahkan masalah.
e. Tahap ke limayaitu verifikasi, yaitu melakukan pengujian atas pemecahan masalah tersebut,apabila gagal maka tahapan sebelummnya harus di ulangi lagi.
          Profesi sebagaipengawas sekolah menuntut kemampuan tinggi untuk memecahkan masalahdengan benar dan cepat. Sebuah contoh, seorang pengawas tidak memilikipemahaman yang benar tentang perannya, sehingga bagaimana mungkin diabisa menjalankan tugasnya dengan benar. Kemungkinan yang terjadi adalahkesalahpahaman. Sering kita mendengar perilaku pengawas yang datang kesekolah, duduk di ruang kepala sekolah, menulis laporan supervisi di bukusupervisi walaupun dia tak pernah masuk ke kelas untuk melihat guru mengajar.Dia juga tentu tidak memahami apa yang diharapkan guru dan kepala sekolahselaku pihak yang disupervisi. Gaya pengawas dalam mengambil keputusanseringkali menentukan kelancaran organisasi pendidikan dan penyelesaianberbagai masalah.

5. Gaya Pengambilan Keputusan Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan
Salah satu pengertian penting berkaitan dengan masalahpengambilan keputusan ini, yaitudalam aktifitas sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari proses pengambilankeputusan (Matlin, 1998). Pengertian penting lainnya yaitu berkaitan dengankeunikan atau keanekaragaman pengambilan keputusan antara individu yangsatu dengan individu yang lain.
         Dalam hal mengambil keputusan, antar individuyang satu dengan individu yang lain melakukan pendekatan dengan cara yang tidaksama. Jadi ada gaya yang berbeda-beda antar individu yangsatu dengan yang lain dalam melakukan pengambilan keputusan (Brigham YoungUniversity, 1999). Gaya pengambilankeputusan dipahami sebagai cara respon yang dipelajari atau dibiasakan dimanamelaluinya individu melakukan pendekatan dan melakukan pengambilan keputusan (Bruce & Scott, 1999). Batasan yang lain menyatakan bahwa gayapengambilan keputusan adalah cara-cara unik yang dilakukan seseorang di dalammembuat keputusan-keputusan penting dalam hidupnya (Harren, 1980). Dalampenjelasan berikutnya, Harren (1980) juga menyatakan bahwa tanpamemperhatikan keputusan-keputusan yang dibuatnya, tiap-tiap orang mempunyaicara unik untuk mengambil keputusan. Harren, dkk. (1978) membedakan pengambilankeputusan ke dalam dua (2) gaya pengambilan keputusan yang berseberangan yaitugaya rasional dan intuitif.
Penggolongan dua gaya ini di dasarkan atas:
a. Tingkat individudalam menggunakan strategi pengambilan keputusan yang bersifat logis berlawanandengan strategi pengambilan keputusan yang bersifat emosional.
b. Cara individudalam mengolah dan menanggapi informasi serta melakukan evaluasi dalam situasipengambilan keputusan.

6. GayaPengambilan Keputusan dan Tipe Kepribadian
      Salah satu fakta menunjukkan bahwa tidak semua individu melakukan pendekatan yang sama dalammengambil keputusan. Antar individu mempunyai langkah maupun sudut pandang yangberagam dalam menentukan suatu keputusan dalamhidupnya. Pada penjelasan yang lebih lanjut, dinyatakan bahwa ada gaya yangberbeda-beda di dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu(Brigham Young University, 1999).
         Gaya pengambilan keputusandidefinisikan sebagai cara unik seseorang membuat keputusan-keputusan dalamhidupnya (Harren, 1980). Harren, dkk. (1978) mempercayai bahwa tanpamemperhatikan keputusan-keputusan yang dibuat, tiap orang mempunyai cara unikuntuk mengambil keputusan. Gaya pengambilan keputusan juga dipahami sebagaicara respon yang dipelajari ataudibiasakan. Melalui hal ini individu melakukan pendekatan dan mengambilkeputusan (Bruce dan Scott, 1999).  Tidak ada satupun cara terbaik yangdapat berlaku bagi semua orang. Tiap-tiap orang belajar mengandalkan suatu caraterbaik yang berlaku atas dirinya sesuai dengan pengalamannya (Harren, 1980).Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik suatu pengertian, bahwa gayapengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya pengambilankeputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu dalam kehidupannya,sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi pola respon saat individumenghadapi situasi pengambilan keputusan. Gaya pengambilan keputusan jugamenjadi ciri atau bagian unik dari individu (Phillips, dkk. 1984).
         Gaya pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai cara-cara unik yangdilakukan oleh seseorang dalam membuat keputusan-keputusan penting dalamhidupnya. Pengambilan keputusan dilakukan karena adanya alternatif yangdihadapi individu (terutama pemecahan masalah) dan pilihan yang diambilindividu terhadap alternatif yang ada. Proses pengambilan keputusan dipengaruhioleh aspek internal dan aspek eksternal dari individu yang bersangkutan.Pengawas sebagai problem solver yang menjalankan fungsi yang komplekssehingga harus memiliki kreativitas dalam memecahkan masalah dan mengembangkanalternatif penyelesaiannya.
           Gaya pengambilan keputusan bersifat melekatpada kondisi seseorang. Gaya pengambilan keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individudalam kehidupannya, sehingga menjadi bagian dan miliknya serta menjadi polarespon saat individu menghadapi situasi pengambilan keputusan.

0 komentar:

Posting Komentar